Tahun 2024, Indonesia jadi negara dengan startup terbanyak keenam di dunia. Nggak heran karena jumlahnya sampai 2.562. Namun, selayaknya perusahaan konvensional, startup juga memiliki potensi terjadi sengketa internal, termasuk di lingkup para founders.

Sengketa internal yang terjadi di internal para founders akan menyebabkan tidak stabilnya kondisi perusahaan. Maka, untuk mencegah hal tersebut, penting bagi para founders untuk membuat founders agreement. Sebelum lanjut, kita bahas dulu, yuk, apa itu founders agreement.

Founders Agreement adalah perjanjian atau kontrak yang mengatur hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam mendirikan suatu usaha. Para founders dapat membuat perjanjian ini, bahkan sebelum startup tersebut terbentuk.

Founders agreement setidaknya memuat mengenai hal-hal seperti:

1. Para pihak yang terlibat
2. Kontribusi, peran, dan tanggung jawab para founders
3. Pengaturan kepemilikan modal dan pembagian keuntungan
4. Kepastian hak kekayaan intelektual
5. Tujuan dan Target bisnis
6. Penyelesaian sengketa

Sekarang, memangnya sepenting apa, sih, membuat founders agreement?

Sebenarnya, seperti perjanjian pada bisnis umumnya, founders agreement ini berfungsi untuk menjamin kepentingan para pihak dalam perjanjian ter-cover. Nah, kalau founders agreement sudah tertuang dalam bentuk tertulis, segala kepentingan serta hak dan kewajiban para founders sudah jelas ada dalam perjanjian tersebut.

Kalau sudah jelas, maka ini akan mempermudah para founders untuk menyelesaikan persoalan internal founders atau bahkan meminimalkan terjadinya sengketa yang terjadi di internal founders.

Jadi, seberapa penting pembuatan founders agreement? Jawabannya, sangat penting, ya ET-People! Sangat penting untuk mencegah atau meminimalkan potensi terjadinya sengketa.

Baca artikel hukum populer lainnya di sini

Referensi:

The Startups Team (2022, 18 Maret). How to Create a Founders Agreement for Your Startup. Diakses pada 25 Juni 2024, dari https://www.startups.com/library/expert-advice/startup-founders-agreement.

Penulis:
Ratu Ayu Haristy Almosuz, Legal Project Officer