Ketika suatu law firm dipercaya menangani suatu permasalahan hukum atau diminta pendapatnya oleh seorang klien, bukan saja karena “itu adalah law firm” tetapi karena “dialah partner yang dibutuhkan”. Bagaimana klien dapat menemukan partner yang mereka butuhkan? Tidak lain adalah dengan menemukan spesialisasi yang dibrandingkan oleh suatu law firm. Selain itu, Anda pasti juga sering menemukan law firm yang dikaitkan dengan nama seseorang, biasanya seseorang tersebut sudah berkecimpung lama di dunia hukum dan memiliki reputasi yang baik.

Alih-alih menggunakan nama law firm dengan spesialisasi tertentu, banyak orang yang memilih untuk memakai merek pribadi tersebut dengan tujuan agar mudah dikenali dan tentunya dipercaya atas rekam jejak dari sang pemilik merek. Atau nama Law Firm tidak sering terdengar dan tidak terlalu memiliki pengaruh, tetapi Anda sebagai Lawyer memiliki keahlian dan pengalaman yang mumpuni untuk dikenal dan dipercaya oleh publik.

Selamat, anda telah memiliki personal branding! 

Beberapa ilustrasi yang telah diuraikan di atas, dapat menggambarkan bagaimana pentingnya personal branding dalam mempengaruhi karir seorang lawyer. Isu mengenai personal branding semakin mengemuka dikarenakan ketatnya persaingan yang terjadi di bidang ini, para lawyer bukan hanya dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan hukum tetapi juga harus memiliki ‘daya jual’ untuk dipilih dan dipercaya oleh seorang klien. Para lawyer harus mampu membentuk identitasnya sendiri yang dapat membedakan dirinya dari lawyer lain. Kondisi ini semakin diperkuat dengan Survey pelacak konsumen layanan hukum di tahun 2022 yang menunjukkan bahwa 82% para konsumen menyatakan bahwa reputasi adalah hal terpenting yang mereka pertimbangkan sebelum memilih suatu layanan hukum.

Lantas, apa yang disebut dengan personal branding dan bagaimana cara untuk menciptakan personal branding anda tersendiri? 

Personal Branding adalah proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap aspek yang dimiliki individu, berupa kepribadian, kemampuan, nilai serta persepsi yang ditimbulkan dari diri individu. (Husein, 2013). Singkatnya, Personal Branding adalah bagaimana anda ingin dikenal oleh publik. Sekaligus jika mengutip pernyataan Gary Vaynerchuk, seorang entrepreneur, Personal Branding adalah fondasi karir Anda. Bagaimana anda memiliki daya saing dibanding kompetitor lain. 

Terdapat beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam membentuk personal branding milik anda sendiri, yaitu: 

1. What are you the “go-to” lawyer for?

Dalam membentuk personal branding, tentunya anda harus mengenali dan menentukan legal services seperti apa yang akan ada tawarkan dan bidang hukum apa yang anda kuasai. Hal ini menjadi penting untuk memberikan identitas dalam karir hukum yang anda tekuni.

1. Set goals and objectives 

Saat anda sudah mengetahui dengan jelas legal service dan bidang hukum apa yang akan ada tekuni, anda harus menyusun target baik dalam jangka waktu pendek dan panjang dalam membentuk karakter diri dan peningkatan kemampuan sesuai dengan branding yang ingin anda lakukan.

1. Know your Audience

Tahapan selanjutnya adalah menentukan dan memahami pasar anda. Siapa yang akan menjadi klien potensial dalam bidang anda dan bagaimana metode-metode pendekatan untuk menawarkan jasa hukum yang anda miliki.

1. Choose the right tools 

Gunakan external tools yang akan membantu Anda untuk mempromosikan lawyer brand milik anda melalui beberapa hal: 

1. Berpartisipasi dalam Professional Events
2. Mengorganisasikan Event client bersama law firm
3. Menulis artikel sesuai dengan keahlian
4. Berkomunikasi dengan publik melalui social media seperti LinkedIn, Instagram, dsb)

1. Be Consistent 

Saat seorang lawyer menyatakan dirinya expert dalam suatu bidang hukum, usahakan anda untuk terus konsisten dalam bidang tersebut. Hal ini untuk menunjukkan penguasaan dan ketekunan anda dalam bidang tersebut.

Penulis: Putri Novianti, Legal Product Officer ET-Asia